Gegara BLT, Warga Pukul Plt Kades Teluk Pandan hingga Diproses Polisi

Ilustrasi pemukulan, Foto : Pixabay

KRONIKKALTIM.COM – Kericuhan terjadi di Kantor Desa Teluk Pandan, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur, Kaltim. Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang pembagiannya dinilai tak adil jadi penyebab. Akibatnya, PLT Kades setempat dan seorang warga cekcok hingga berujung pemukulan.

Sebelumnya, warga yang dimaksud tersebut menyampaikan protes dan meminta transparansi pihak Desa Teluk Pandan terkait data peneriman manfaat BLT.

Alhasil, diantara keduanya timbul perdebatan, hingga suasna jadi memanas. Warga bersangkutan yang tersulut emosi akhirnya memukul Pelaksana Tugas (Plt) Kades yang juga menjabat Sekretaris Camat Teluk Pandan itu, Kamis (28/5/2020) siang.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Sangatta Utara AKP Slamet Riyadi, setelah dirinya menerima laporan kasus tersebut kemarin. Bahwa, bantuan langsung tunai (BLT) dituding tidak tersalur merata oleh warga berinisial Na terhadap Plt Kades berinisial Mj.

“Dia (Na) datang ke kantor desa (di Teluk Pandan) untuk menanyakan BLT tersebut yang dia anggap tidak merata. Awalnya dia diterima oleh Plt Kades, lalu diajak untuk berbicara di Ruang Kesra, tapi warga tersebut sudah emosi, sehingga diarahkan untuk ke luar kantor saja,” terang Slamet Riyadi saat dikonfirmasi awak media, Jumat (29/5/20) malam.

Akhirnya, lanjut Slamet, warga tersebut tersulut emosi dan diduga tak terima atas jawaban Plt Kades sehingga melakukan pemukulan.

Menurut kapolsek, Mj tak sempat membalas pukulan tersebut. Babinkamtibmas yang berada di Pos Teluk Pandan ketika mengetahui kejadian tersebut langsung datang untuk memediasi persoalan tersebut. Namun hingga malam, tak ada kesepakatan damai di antara kedua pihak.

“Pelapor (Mj) tetap berkeinginan melaporkan kejadian ini dan supaya diproses secara hukum. Alasannya supaya ada efek jera, agar tak ada masyarakat lain yang bertindak semuanya di kemudian hari,” ulas Slamet.

Belakangan diketahui, menurut keterangan di Polsek Sangatta Utara, Na adalah karyawan sekuriti di suatu perusahaan pertambangan level nasional yang berlokasi di Kutim, Bontang, dan Kutai Kartanegara (Kukar).

Sementara itu, Camat Teluk Pandan, Amir mengaku, juga telah mendengar kabar tersebut. Namun dirinya tak ingin terlibat lebih jauh, mengingat persoalan tersebut terasa sensitif, sehingga tak mau perkataan dan perbuatan kecil memicu salah paham.

Adapun menurut data, beber Amir, pihak Kecamatan Teluk Pandan awalnya mendata ada 400 kepala keluarga (KK) warga penerima BLT Rp 600 ribu per KK di Teluk Pandan.

“Tapi akhirnya, Kemensos RI hanya memberikan BLT tersebut hanya kepada 300 lebih KK di Teluk Pandan,” papar Amir. (ash/ersa).