Masjid At Taubah, Saksi Sejarah Islam Sebelum Kutim Berdiri

Kronikkaltim.com Masjid At Taubah di Pasar Raya, Desa Sangatta Selatan, menjadi salah satu bangunan ibadah tertua di Kutai Timur (Kutim). Masjid ini telah berdiri kokoh sejak era 1970-an, jauh sebelum Kutim resmi menjadi kabupaten pada 12 Oktober 1999.

Bangunan rumah ibadah umat Islam ini dulunya bernama Masjid Raya Sangatta. Namun seiring waktu, setelah banyak generasi muda yang mengalami perubahan hidup dan berhijrah melalui aktivitas keagamaan di masjid tersebut, namanya diubah menjadi Masjid At Taubah. Nama itu diambil dari salah satu surat dalam Al-Qur’an yang berarti “taubat”, sebagai simbol semangat perubahan dan pertaubatan umat.

Secara arsitektur, meskipun telah beberapa kali mengalami renovasi, Masjid At Taubah masih mempertahankan nuansa klasik. Plafon kayu masih mendominasi bagian dalam masjid, enam pilar kokoh menopang bangunan utama, serta ventilasi berbentuk setengah kubah dengan pola lingkaran yang khas. Di bagian depan masjid berdiri sebuah menara setinggi sekitar 15 meter.

Masjid ini merupakan hasil gotong royong masyarakat multietnis—termasuk warga Banjar, Kutai, Bugis, dan Jawa—yang bersama-sama membangun rumah ibadah tersebut dengan semangat kebersamaan. Proses pembangunannya berlangsung secara bertahap menyesuaikan dengan dana yang tersedia saat itu.

Kegiatan keagamaan di Masjid At Taubah terus hidup hingga kini. Tradisi buka puasa bersama setiap Ramadan pun masih dijaga. Takjil disiapkan secara sukarela oleh warga sekitar, menunjukkan kuatnya nilai kekeluargaan dan kepedulian sosial.

Kini, dengan usia lebih dari 50 tahun, Masjid At Taubah tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah dan transformasi sosial masyarakat Sangatta Selatan.(*)

Berbagai Sumber