Diskominfo Kutim Gelar Rapat Evaluasi Tahap I Persiapan Program Smart City

Kronikkaltim.com – Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo Staper) Kutai Timur (Kutim) menggelar rapat persiapan evaluasi Tahap I, implementasi program Smart City Tahun 2024, di Ruang Rapat Diskominfo Staper, Senin (27/5/2024).

Rapat ini melibatkan seluruh Perangkat Daerah (PD) terkait yang dipimpin oleh Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Informatika (Kabid TIK) Sulisman mewakili Kepala Dinas yang berhalangan hadir.

Dalam sambutannya Sulisman menyebut, bahwa rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari agenda Kementerian Kominfo RI, yang akan melakukan Evaluasi Tahap I Smart City

Sulisman meminta kepada perwakilan Perangkat Daerah yang menghadiri rapat tersebut, untuk melakukan pengisian kuesioner dan menetapkan quick wins (program percepatan) pada masing-masing pilar Smart City yang akan ditetapkan bersama.

“Quick wins pada tiap pilar Smart City Kutim, dapat diambil dari inovasi yang telah dilaksanakan,” ujar Sulisman.

Dalam rapat ini, ia meminta dinas terkait bisa mengisi kuesioner, seperti ketersediaan kebijakan smart city, aktivitas kelembagaan smart city, infrastruktur pendukung smart city dan pelaksanaan program pembangunan smart city.

“Dimensi Smart City  dibangun dengan 6 pilar, yakni pilar Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Environment,” terangnya.

Untuk Smart Governnance, Sulisman menjelaskan “adalah sub dimensinya berupa layanan publik, kebijakan publik dan tata kelola birokrasi,” jelasnya.

Sementara diketahui untuk Smart Branding sub dimensinya berupa membangun dan memasarkan ekosistem pariwisata, membangun platform dan memasarkan ekosistem bisnis daerah, dan membangun dan memasarkan wajah kota.

“Smart Ecenomy sub dimensinya adalah ekosistem industri yang berdaya saing, kesejahteraan rakyat dan ekonomi transaksi keuangan,” bebernya.

Lebih jauh dijelaskan Smart Living, sub dimensinya adalah harmonisasi tata ruang wilayah, prasarana kesehatan dan ketersediaan sarana telekomunikasi dan transportasi.

Adapun Smart Society sub dimensinya adalah interaksi masyarakat yang efesien (Komunitas), ekosistem belajar yang efesien (Pendidikan) dan sistem keamanan masyarakat.

Untuk Smart Environment sub dimensinya adalah program proteksi lingkungan, tata kelola sampah dan limbah serta tata kelola energi  yang bertanggungjawab.

“Data-data yang dibutuhkan berupa data kondisi jalan tahun 2024, data sarana pendidikan, data sarana kesehatan dan data sarana transportasi,” pungkasnya.(Adv/ital).