Ancam Tambak, Proyek Pelabuhan Kenyamukan Diduga Cemari Laut, Fopsir Layangkan Aduan
Kronikktim.com – Sebuah dugaan serius terkait pencemaran kualitas air di Kawasan Pelabuhan Kenyamukan, Kutai Timur (Kutim), telah menjadi sorotan Forum Pemerhati Masyarakat Pesisir (Fopsir).
Dalam pengaduan yang dilayangkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur, Fopsir menyuarakan kekhawatiran terhadap indikasi dugaan pencemaran yang mengancam tambak ikan bandeng yang dikelola oleh petambak di sekitar area tersebut.
Pengurus Bidang Advokasi Fopsir Kutim, Erwin Syuhada, menyatakan, “Kurang lebih 2 minggu lalu, laporan kami masuk mengenai dampak aktifitas pembangunan Pelabuhan Kenyamukan terhadap tambak sekitar.”
Pernyataan ini menandai permulaan dari serangkaian tuntutan yang diungkapkan oleh Fopsir terhadap Pemkab Kutai Timur.
Fopsir menuntut empat poin tindakan yang diharapkan dilakukan oleh Pemkab Kutim guna merespons dugaan dampak negatif yang diakibatkan oleh pembangunan Pelabuhan Kenyamukan:
Dispensasi Lingkungan dan Sosial: Perlakuan khusus yang mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial diminta demi melindungi petani tambak yang terdampak langsung oleh pembangunan Pelabuhan Kenyamukan.
Pemantauan Kualitas Air: Tuntutan untuk melakukan pemantauan secara rutin terhadap kualitas air di sekitar tambak ikan bandeng guna mengetahui dampak dari pembangunan pelabuhan terhadap lingkungan perairan.
Reklamasi Ekosistem Mangrove: Fopsir menegaskan perlunya melakukan reklamasi ekosistem mangrove di kawasan terdampak untuk memulihkan ekosistem alami yang terganggu akibat pengerukan dan reklamasi Pelabuhan Kenyamukan.
Pengawasan dan Penegakan Hukum: Permintaan adanya pengawasan yang ketat dan penegakan hukum terhadap kegiatan pengerukan dan reklamasi yang diduga melanggar aturan, serta menyebabkan pencemaran air di kawasan tersebut.
Konfirmasi dari Petani Tambak Ikan Bandeng, Burhan (54), menegaskan bahwa lahan tambak ikan bandengnya yang berada sekitar 600 meter dari Pelabuhan Kenyamukan, terancam gagal panen.
“Di dalam kolam tambak ini ada 8.000 ekor ikan bandeng, sekarang kalau ke tambak seperti ini (kondisi ikan yang jarang muncul ke permukaan air dan selalu berada di dasar kolam) campur aduk sudah perasaanku,” pungkasnya, Selasa (5/12/2023). (*).
Penulis : Dirhan