Berstatus KBK, Lahan Garapan Petani di Telen Diharap Dapat Solusi

Kronikkaltim.com – Persoalan lahan, hingga kini masih menjadi momok yang menakutkan bagi warga di Kutai Timur (Kutim). Contohnya di Kecamatan Telen. Lahan yang selama ini digunakan petani di daerah itu untuk bercocok, kini mendadak dilaporkan berstatus Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK).
Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Kutim Yan. Dia mengaku menemukan sejumlah keluhan masyarakat petani di Kecamatan Telen. Petani bingung lantaran lahan yang mereka garap selama ini tiba-tiba masuk KBK.
“Lahan yang selama ini menjadi mata pencaharian tiba-tiba di ketahui masuk dalam kawasan KBK, masyarakat di sana bingung,” ujarnya Kamis (10/11/2022).
Politisi dari Partai Gerinda ini membeberkan, sejak dulu masyarakat di sana secara turun temurun memiliki tradisi memanfaatkan lahan tersebut untuk bercocok tanam, namun setelah panen tiba, para petani ini berpindah dan akan kembali lagi ke lokasi semula sesuai siklus yang sudah di tentukan, dengan tujuan untuk mengembalikan kesuburan tanah, atau masyarakat lokal menyebut, ladang berpindah. Selain itu, saat ini sebagian warga juga menggunakan lahan tersebut untuk menanam sawit.
“Ini menjadi persoalan yang mendasar di Kutim, dan saya kira pemerintah harus ikut andil untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut, karena akan menghambat perekonomian serta akan mendorong mereka (petani) keranah hukum,” ucapnya.
Selain itu, dirinya juga dikejutkan dengan adanya laporan yang ia terima, bahwa sudah ada beberapa warga yang dipanggil oleh penegak hukum untuk di mintai keterangan terkait lahan yang mereka gunakan yang selama ini. Mereka tidak mengetahui jika lokasi tersebut merupakan KBK.
“Kemudian ada juga yang masuk dalam kawasan cadangan tanaman pangan dan kawasan budidaya, dan permasalahan ini masyarakat tidak tau, karena tidak pernah ada sosialisasi, tanda patok juga tidak ada, mereka menandainya hanya lewat satelit, ini kan jadi aneh,” keluhnya.
Untuk itu, agar tidak jadi permasalahan yang berkepanjangan, pihaknya meminta agar pemerintah melalui dinas terkait dengan seluruh stakeholder termasuk masyarakat duduk bersama membahas guna mencari solusi, sehingga persoalan ini segera selesai.
“Saya lihat permasalahan itu sampai saat ini belum tersentuh dan perlu kita upayakan kedepan untuk segera diselesaikan, kan kasihan mereka sudah terlanjur tanam sawit,” pungkasnya. (G-S08).
IMRAN