Tampil di Polder Sangatta, Upaya Sanggar Seni Kutai Ini Lestarikan Musik Tingkilan

Kronikkaltim.com – Tingkilan, jenis kesenian yang biasanya disajikan dari pemain gambus, gendang (Babon) dan penyanyi (pantun). Kesenian musik masyarakat Kutai di Kaltim ini ditampilkan bersama dengan tari Jepen oleh Sanggar Seni Tari Jepen Tingkilan Selera Kutai di Polder Ilham Maulana Sangatta, Minggu (20/06/2021).

Pertunjukan tersebut sebagai upaya pelestarian musik Tingkilan di tengah ancaman kepunahan akibat perubahan zaman.

“Kegiatan ini rutin, tapi kita biasa latihan di rumah. Hanya saja, untuk kali ini saya alihkan ke sini supaya orang-orang tau bahwa kami juga punya kesenian daerah yang khas,” ujarnya.

Sebagai penduduk Kutai asli Sangatta, Sayid dan kawan-kawan dengan bangga memperkenalkan kesenian khas mereka melalui pertunjukkan tingkilan dan Tari Jepen.

“Semata-mata ini untuk memperkenalkan bahwa kami juga punya kesenian daerah,” jelasnya.

Selain itu, musik Tingkilan menjadi istimewa karena tidak banyak orang bisa memetik gambus karena tingkat memainkannya yang cukup sulit. Pasalnya, gambus tidak memiliki kunci atau grip dan dimainkan hanya mengandalkan perasaan sang pemain.

“Memang agak ribet dipelajari sehingga saya bisa katakan bahwa yang bisa memainkan gambus ini sangat langka. Agak susah kalau mau dibandingkan dengan alat musik yang lain,” terangnya.

Untuk itu, dengan adanya pertunjukkan Tingkilan dan Tari Jepen tersebut, ia berharap masyarakat menaruh rasa tertarik terhadap Musik Tingkilan, dan dapat turut melestarikan budaya asli Kutai.

Sayid mengatakan dirinya akan merasa sangat kehilangan apabila kesenian Tari Jepen dan Tingkilan harus punah dari Tuah Bumi Untung Benua. “Dengan berat hati saya kalau kesenian ini harus punah. Bisa dibilang saat ini tinggal sedikit sanggar seni yang masih aktif melestarikan tingkilan,” tutupnya. (AndikaPJaya/Red).