Besok, Bupati Kutim Akan Terjun ke Kecamatan Tinjau Banjir

Kondisi banjir melandah kecamatan di Kutim (ist)

Kronikkaltim.com – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman akan terjun langsung ke kecamatan pada Jumat (21/5/2021) besok. Kunjungan ini dalam rangka meninjau banjir yang melanda bebagai kecamatan di Kutim sejak beberapa hari terakhir.

“InsyaAllah mungkin besok saya ke TKP, nanti ada dua opsi apakah lewat sungai atau darat. Tapi kemungkinan kita akan lewat darat di Sebulu, lalu sampai di Sungai Benawang akan dijemput oleh camat, karena informasi jalur lewat (darat) Muara Bengkal sudah tertutup banjir,” ujar Ardinasyah didampingi Wabub Kutim, Kasmidi Bulang di acara halalbihalal Kodim 0909/Sangatta, Kamis (20/05/2021) pagi.

(tengah) Bupati dan Wakil Bupati Kutim dalam acara halalbihalal Kodim 0909/Sangatta (ist)

Kunjungan Ardiansyah ke lokasi banjir untuk memastikan kondisi dan bangunan yang terkena dampak bisa ditindaklanjuti OPD terkait. Selain itu, Ardinasyah ingin memastikan pendistribusian bantuan kemanusiaan yang akan disalurkan bagi korban banjir.

“Saya jam satu (pukul 13.00 Wita) nanti bersama dinas sosial akan menindaklanjuti trans staf nya, karena surat juga sudah diterima oleh dinas sosial,” terang Ardiansyah.

Soal banjir tersebut, Ardiansyah mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan camat setempat untuk melakukan upaya penanganan cepat, termasuk terlebih dahulu melibatkan pihak perusahaan yang ada di wilayah masing-masing.

“Kemudian tiga hari yang lalu saya menerima informasi bahwa air terus meningkat. Jadi saya hubungi ke camat dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk mengirimkan surat dana data secepatnya kepada pemerintah,” lanjutnya.

Diketahui saat ini, BPBD Kutim sudah berada di lokasi terjadinya bencana. Sementara Ardiansyah sendiri sedang berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kutim terkait bantuan yang akan disalurkan ke wilayah yang terdampak banjir.

Bencana banjir di Kutim ini dikabarkan melanda tujuh kecamatan diantaranya, Muara Bengkal, Long Mesangat, Batu Ampar, Telen, Wahau, Kongbeng dan Kecamatan Muara Ancalong.

Seperti diberitakan sebelumnya, Banjir luapan Sungai Muara Wahau dan Sungai Kelinjau mengakibatkan jalan akses utama pada delapan desa di Kecamatan Muara Ancalong, Kutim, Kaltim lumpuh, karena terendam air setinggi sekitar satu meter. Akibatnya, warga beraktifitas keluar kampung menggunakan jasa dari perahu nelayan setempat.

“Untuk saat ini akses yang dipakai warga keluar masuk daerah, beralih menggunakan perahu,” ucap Camat Muara Ancalong, Sabran, Rabu (19/5/2021) pagi.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kutim dan sekitarnya beberapa hari terkahir mengakibatkan sungai meluap dan banjir hingga membuat aktivitas warga di sejumlah kecamatan terhambat, temasuk di Kecamatan Muara Ancalong.

Terdapat tujuh desa di Kecamatan Muara Ancalong yang terendam akibat banjir kiriman tersebut. Muara Ancalong yang terendam banjir yang dimaksud diantaranya, Desa Long Tesak, Gemar Baru, Long Nah, Muara Dun, Teluk Baru, Kelinjau Ilir, Kelinjau Ulu, Senyiur, Long nah, dan Desa Muara Dun.

Sementara satu desa lainya yakni Desa Lompoq Baru disebutkan aman dari banjir karena berada di daerah pengunungan.

“Desa Lompoq Baru berada di daerah pengunungan jadi untuk perkampungan tidak terendam banjir, hanya saja untuk akses keluar ke daerah kecamatan itu yang sulit,” tutur Sabran.

Terkait upaya evakuasi, Sabran mengatakan, tak ada bentuk demikian karena belum ada rumah warga yang tenggelam, hanya berupa banjir yang membuat berbagai aktifitas masyarakat terhambat.

Adapun daerah yang paling terdampak banjir, Sabran menyebut yakni Desa Teluk Baru dan Desa Gemar Baru. Ketinggian air dari rumah warga sekitar 10 cm. “Tetapi untuk saat ini sudah surut,” terangnya.

Soal hujan tersebut, Sabaran menyatakan, mulai terasa sejak pasca lebaran. Hanya saja tidak langsung banjir dan menggenangi pemukiman warga. Banjir terjadi disebutkan karena kiriman air dari hulu Sungai Muara Wahau dan Sungai Kelinjau.

“Banjir parah terjadi sejak tiga hari ini,” jelasnya.

Berkaitan dengan jumlah warga yang terdampak banjir, kata Sabran, masih dalam proses pendataan. Dikatakannya, proses pendataan membutuhkan waktu lantaran akses desa ke desa lainnya terbilang cukup jauh, terlebih dalam kondisi banjir yang membuat jalan utama di daerah itu jadi terhambat.

“Jadi tempat kami untuk BPBD itu sudah melakukan pendataan di setiap desa, masing-masing,” imbuhnya.

Sabran menjelaskan, saat ini pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dan menyiapkan posko di kecamatan dalam mengantisipasi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kita tetap melakukan pemantauan apabila terjadi cuaca ekstrim, ya kita akan melakukan langkah-langkah seperti itu,” paparnya. (Adv).