Lebaran Semakin Dekat, Pemkab Kutim Pastikan Stok Pangan dan Energi Aman

Kronikkaltim.com – Menjelang Idul Fitri, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memastikan ketersediaan stok pangan dan energi tetap aman. Berbagai langkah pengawasan dilakukan untuk menjaga harga tetap terkendali, terutama pada komoditas minyak goreng, bahan pokok, dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Minyak Goreng Aman, tapi Harga Masih di Atas HET
Ketersediaan minyak goreng di Kutim dipastikan aman hingga Lebaran. Namun, harga minyak goreng bersubsidi masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim, Nora Ramadani, menyebutkan bahwa distribusi minyak masih berjalan meskipun terdapat kendala dalam pembagian wilayah distribusi, terutama di daerah pesisir.
“Kami sudah diperintahkan oleh Pak Bupati untuk memantau distribusi minyak goreng hingga ke Desa 1 di Samarinda. Kemarin kami sudah datang ke sana,” ujarnya pada Selasa (18/3/2025).
Harga minyak goreng nasional ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter. Namun, di Kutim, harga di pasaran masih berkisar Rp18.000 per liter.
“Sekarang ini aturan nasionalnya Rp15.700, tetapi hampir di seluruh Indonesia hanya beberapa daerah saja yang bisa mencapai harga tersebut. Rata-rata masih menjual di angka Rp18.000,” jelasnya.
Sementara itu, minyak goreng premium seperti Bimoli dan Sunco dipastikan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran.
“Khusus minyak kita (subsidi), memang ada perlakuan khusus. Sedangkan minyak-minyak premium seperti Bimoli dan Sunco, aman. Bahkan, daya beli masyarakat Kutai Timur masih baik. Mereka tetap bisa membeli minyak dengan kualitas terbaik,” tambahnya.
Pemerintah daerah terus mengawasi distribusi dan harga minyak goreng agar tetap terkendali.
“Yang penting barang tersedia. Kami akan terus memantau supaya harga tidak terlalu tinggi,” tegas Nora.
Harga Bahan Pokok Melonjak, Cabai Sempat Tembus Rp140 Ribu
Selain minyak goreng, harga bahan pokok di Kutim juga mengalami kenaikan signifikan menjelang Ramadan, terutama pada komoditas ayam dan cabai rawit.
Berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) pemerintah daerah, harga ayam potong yang sebelumnya Rp45.000 per kilogram kini naik menjadi Rp55.000.
“Saat sidak kemarin, harga ayam masih Rp45.000. Namun, seminggu setelah sidak dan masuk bulan puasa, harganya naik menjadi Rp55.000. Kenaikan ini memang sering terjadi menjelang hari besar keagamaan, terutama Idul Fitri,” ungkap Nora Ramadani.
Selain ayam, harga cabai rawit juga mengalami lonjakan tajam. Sebelumnya, harga cabai berada di angka Rp80.000 per kilogram, tetapi naik hingga Rp140.000 dalam waktu dua minggu. Saat ini, harga cabai mulai mengalami penurunan sebesar Rp10.000 per kilogram.
“Harga cabai sempat menyentuh Rp140.000, tetapi sekarang sudah mulai turun karena adanya panen raya di Kaubun,” kata Nora.
Hasil panen dari Kaubun tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga disuplai ke Sangatta dan beberapa wilayah lain. Namun, ada kekhawatiran bahwa pasokan cabai dari Kaubun juga menarik minat pembeli dari luar daerah seperti Berau.
“Pak Bupati sudah menegaskan bahwa kebutuhan Kutai Timur harus menjadi prioritas sebelum dijual ke luar daerah,” tambahnya.
Distribusi LPG Lancar, Harga di Pengecer Masih Dipantau
Selain pangan, ketersediaan LPG di Kutim juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Saat ini, distribusi LPG berjalan lancar meskipun peralihan dari pangkalan ke sub-pangkalan masih dalam proses.
Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadani, menyebutkan bahwa kebijakan ini diupayakan oleh Bupati Kutim agar masyarakat lebih mudah mendapatkan LPG.
“Pak Bupati menghendaki supaya masyarakat tidak perlu lagi mengantre di pangkalan. Cukup mendapatkan LPG tadi di sekitar rumah,” ujarnya.
Namun, harga LPG di tingkat pengecer masih dipantau pemerintah, terutama karena belum ada regulasi harga untuk sub-pangkalan.
“Selama ini kalau belum ada regulasinya, memang belum ada harga eceran tertinggi (HET), tetapi Pak Bupati tetap memantau angka itu supaya tidak melambung tinggi. Kalau harga naik terlalu tinggi, pasti ditegur,” jelasnya.
Mengenai pasokan, ia memastikan distribusi LPG di Kutai Timur tetap berjalan. Namun, pasokan dari Samarinda akan berhenti sementara selama cuti bersama karena kebijakan distribusi nasional.
“Distribusi berlaku nasional. Kalau tanggal merah mereka libur, pasokan itu tidak ada datang dari Samarinda,” katanya.
Pemerintah Kutim berharap dengan kebijakan ini, masyarakat tetap bisa mendapatkan LPG tanpa hambatan, terutama menjelang perayaan Idul Fitri.
“Yang penting masyarakat bisa membeli dengan harga yang wajar dan tidak ada kelangkaan,” pungkas Nora. (*)