Novel Tegaskan Perda HIV/AIDS Harus Segera Disahkan untuk Langkah Konkret

Kronikkaltim.com – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Novel Tyty Paembonan, menegaskan bahwa tanpa peraturan daerah (perda) yang jelas, penanganan HIV/AIDS akan terus mengalami peningkatan.

“Pasti akan terus meningkat karena logikanya kita belum punya perda kan artinya kita tidak punya tindakan, kita mau kelapangan mau bikin apa juga kalau belum ada pegangan,” ungkap Novel, Ketua Pansus Raperda HIV/AIDS, Rabu, (17/07/2024) siang.

Novel berharap pemerintah segera mengesahkan perda tersebut, mengingat penyebaran HIV/AIDS bak fenomena gunung es yang bisa menjangkit kalangan mana saja. “Maka dengan harapan kita perda ini akan segera ada, peraturan bupati segera ada, harusnya segera dilaksanakan contohnya sekarang kan refleksi massa sepanjang keluar jembatan itukan kalau gak ditertibkan kan makin menjadi,” terang Novel.

Novel juga menyarankan pemerintah memberikan bantuan berupa alat pengaman kepada mereka yang tidak mampu menghindari keinginan untuk melakukan hal tersebut. “Sebenarnya inikan bukan memberikan kemudahan pada mereka tapi paling tidak mencegah, orang sudah punya niat dan itu gak sehat, gak ada proteksinya kan lebih parah lagi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Novel menganggap bahwa tempat-tempat hiburan malam dan sejenisnya perlu lebih ditertibkan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih meluas. Menurutnya, pusat penyebaran terbesar berasal dari tempat hiburan. “Lebih baik lagi sih kalau rumah-rumah yang seperti itu tuh di tertibkan diberikan misalnya solusi bagaimana mereka bisa hidup mandiri lewat UMKM, itu lebih baik daripada itu menjadi kost yang bisa jadi sarang penyebaran,” katanya.

Novel menilai pusat-pusat ekonomi dan aktivitas yang ramai sering menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai penyakit, termasuk HIV/AIDS. Hal ini terjadi karena kerumunan orang yang saling berinteraksi di tempat-tempat tersebut memudahkan penularan penyakit.

Secara umum, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan pusat-pusat ekonomi dan hiburan berpotensi menjadi sumber penyebaran penyakit, antara lain: kepadatan populasi, mobilitas tinggi, interaksi sosial, dan kondisi sanitasi.

“Rumusnya begini dimana ada pusat ekonomi yang berkembang pasti ada keramaian kan nah salah satu penyumbang penyakit ini muncul itu dari pusat hiburan,” tutup Novel (ADV/Rini).

Editor: Imran