Ketika Lahan Kopi Warga Desa Sekerat Diserobot Perusahaan Sawit PT KIN
Kronikkaltim.com – Konflik lahan antara warga dan perusahaan sawit kembali mencuat. Kali ini, warga desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur, dengan perusahaan sawit PT Kemilau Indah Nusantara (KIN).
Harto, warga Desa Sekerat menceritakan, bagaimana PT KIN menyerobot lahan warga dan kebun kopi miliknya. Semua berawal pada 2012 silam.
“Sejak tahun 2012 sampai 2022 lahan-lahan warga digarap tanpa ada kesepakatan degan pemilik lahan. Alasan perusahaan, lahan kelompok. Sedangkan kebun kita tidak ada terkait dengan kelompok,” ucap Harto kepada kronikkaltim.com, Jumat (24/2/2023).
Harto mengatakan, luas lahan kebun milikinya tersebut sekira 2 hektare yang penuh dengan tanaman kopi. Bukti-bukti kepemilikan lahan yang diserobot PT KIN menguatkan posisinya.
Dari dokumen yang diperoleh kronikkaltim.com, tercantum Suharto punya bukti sporadis kepemilikan lahan. Lahan semula isi kopi, berubah jadi sawit.
Harto menyebutkan, upaya mediasi yang menghadirkan pihak perusahaan serta pihak terkait lainya sebagai upaya pembebasan lahan dan ganti rugi tanam tumbuh miliknya, itu sudah sering dilakukan bahkan sudah pernah ditangani DPRD Kutim. Menurutnya, manajemen perusahaan kerap berganti, dan terbaru yakni Destawuri Kurniadi dan Rudinhamsayah.
“Sebenarnya masalah lahan ini sudah sepuluh kali dimediasi, bahkan di DPRD tapi belum ada penyelesaian. Perusahaan terus mengulur waktu dan terkesan tidak mau mengganti rugi,” tuturnya.
Harto menyebutkan, keberadaan perusahaan sawit PT KIN juga berimbas pada tampak ikan milik masyarakat dan ikan di laut. Tambak, berikut laut pun diduga dicemari limbah perusahaan tersebut. “Saksi warga nelayan Sekurau dan Sekerat, kita punya dokumentasi soal ini,” terangnya.
Terkait langka hukum, harto mengatakan, masih menuggu itikat baik perusahaan. “Masalah hukum kita lihat aja nanti, kemarin kita masih meminta perusahaan agar segera menyelesaikan permasalahan lahan dan tanam tumbuh kami,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi pihak perusahaan terkait permasalahan tersebut. Pasalnya, Rudinhamsayah selaku pihak perusahaan saat dikonfirmasi via WhatsApp tidak berkenan memberikan penjelasan secara pasti, hanya menyarankan agar mengkomunikasikan masalah tersebut kepada bagian humas perusahaan.
Saat ditanya nomor kontak bagian humas yang bisa dihubungi, Rudinhamsayah menyarankan agar meminta langsung kepada yang bersangkutan atau ke Harto.
“Bisa ditanyakan ke Pak Harto langsung, beliau paham itu,” jelasnya.(Ar/Im)