Musrenbangnas, Kaltim Minta Jalan Tol Samarinda – Bontang Terealisasi
Kronikkaltim.com – Plt Asisten Administrasi Umum Sekda Provinsi Kaltim, M Sa’duddin mengikuti Musyawarah Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022 secara virtual dari Ruang Heart of Borneo Kantor Gubernur Kaltim. Musrenbangnas ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Kamis (28/4/2022).
Dalam Musrenbangnas ini, Sa’duddin yang mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor didampingi Kepala Bappeda Kaltim HM Aswin dan Kepala Biro Adbang Setda Provinsi Kaltim Lisa Hasliana.
“Intinya harapan kita, apa yang sudah dimasukkan dalam prioritas pembangunan nasional bisa segera terealisasi,” kata Sa’duddin.
Kepala Bappeda Kaltim HM Aswin menambahkan, usulan Kaltim menurutnya sudah cukup bagus. Mulai soal infrastruktur jalan, bendungan, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan jalan di perbatasan, pelabuhan, hingga program pengembangan superhub.
“Apa yang kita usulkan sesungguhnya sudah cukup bagus. Kita berharap bisa segera dilaksanakan dan direalisasikan. Salah satunya, jalan poros Samarinda-Bontang itu baik. Begitu juga dengan semua jalan nasional lainnya,” tegas Aswin.
Sejumlah proyek strategis nasional di Kaltim yang tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional antara lain adalah Jalan Tol Samarinda-Bontang, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (perbaikan), Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy di Kutai Timur, Bendungan Marangkayu di Kutai Kartanegara, Bendungan Sepaku Semoi dan pembangunan jaringan irigasi daerah irigasi Rawa Telake di Penajam Paser Utara. Ada pula dari sektor energi yakni pembangunan kilang minyak di Bontang dan upgrading kilang eksisting di Balikpapan. Ditambah lagi pengembangan Lapangan Gendalo, Maha, Gandang, Gehem dan Bangka.
Untuk bidang energi di Kaltim proyek strategis nasional juga diarahkan ke pembangunan coal to methanol di Kutai Timur.
Sementara Presiden Joko Widodo saat membuka musrenbang mengingatkan seluruh kementerian dan pemerintah daerah agar lebih cermat, teliti dan berhati-hati dalam perencanaan pembangunan karena pandemi belum sepenuhnya berakhir. Ditambah lagi ancaman krisis global sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina.
“Saya memberi gambaran ini agar kita betul-betul waspada. Betul-betul mengkalkulasi, menghitung secara detil, sehingga langkah antisipasinya tepat, betul, bener,” kata Presiden Jokowi.
“Semua harus memiliki sence of crisis. Jangan seperti biasanya, business as usual, hati-hati,” tambah Presiden.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga meminta agar perencanaan pembangunan disusun dengan baik dengan skenario yang tepat menghadapi situasi yang tidak pasti saat ini.
Di sisi lain Presiden Joko Widodo bersyukur karena secara umum kondisi perekonomian Indonesia perlahan sudah mulai membaik.
“Momentum tren pertumbuhan ekonomi yang baik ini harus terus kita jaga,” sebut Jokowi.
Pada kesempatan itu, Presiden Joko Widodo juga memberikan 7 pesan penting untuk menjadi acuan bersama. Pertama, fokus pada peningkatan komponen dalam negeri. Artinya, belanja barang modal dan jasa harus diarahkan ke pembelian produk-produk dalam negeri.
“Saya ingatkan lagi, potensi belanja barang modal dan jasa dalam negeri di pusat ada Rp 526 triliun. Di daerah ada Rp 535 triliun. Plus BUMN sebesar Rp 420 triliun. Jangan sampai angka yang sangat besar ini dibelanjakan untuk barang-barang impor, sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang,” pesan Jokowi lagi.
“Arahkan ke produk dalam negeri. Kurangi sebanyak-banyaknya produk luar negeri,” tegasnya.
Presiden juga meminta agar pemerintah membuat kebijakan untuk mendukung pengembangan industri subtitusi impor. Misal menanam jagung dan kedelai yang masih banyak impor, karena lahan di Indonesia masih banyak bisa digunakan untuk menanam jagung dan kedelai.
Arahan kedua Presiden Jokowi, percepat hilirasasi industri. Daerah-daerah yang memiliki potensi cokelat dan kopi, bisa didorong ke industri. Demikian juga daerah yang memiliki potensi pertambangan juga perlu diarahkan untuk membangun smelter. “Jangan sampai kita hanya menjadi pengekspor raw material. Hanya mengekspor bahan baku,” tandasnya.
Pesan presiden berikutnya terkait kemandirian sektor pangan dan energi, peningkatan investasi, deficit dibawah 3% PDB, peningkatan SDM dan pelaksanaan pemilu yang akan dimulai tahapannya pada Juni 2022. (adv).