Penyebab Nelayan Hilang di Perairan Teluk Perancis-Teluk Lombok Masih Misterius

PMW LKK Kutim bersama tagana & radio rapi serta pihak lainnya saat turut melakukan pencarian terhadap nelayan yang hilang di perairan Teluk Perancis-Teluk Lombok (ist)
Kronikkaltim.com – Pencarian Baso, nelayan Kutai Timur (Kutim), Kaltim yang hilang saat melaut di perairan Teluk Perancis-Teluk Lombok harus menemui jalan buntu. Pasalnya sejak hilang, Minggu (9/5/2021) lalu, hingga melawati tujuh hari pencarian belum juga ditemukan.
Ormas Kedaerahan Kutim, Laskar Kebangkitan Kutai (LKK) sempat melanjutkan pencarian terhadap korban di hari ke 8-9, bersama pihak terkait lainnya, akan tetapi lagi-lagi belum membuahkan hasil.
“Kita sempat melanjutkan pencarian di hari ke 8-9 tapi tidak membuahkan hasil juga, jadi untuk sementara kita juga hentikan pencarian,” ujar Rony Efendi, Ketua MPW LKK Kutim, Selasa (18/5/2021) malam.
Rony mengatakan, korban sebelumya diduga telah diterkam buaya. Untuk itu, pencarian dari pihkanya dilakukan di hari ke 8-9, khusus mencari buaya dengan menyisir muara, dan anak sungai yang tidak jauh dari perairan Teluk Pernacis-Teluk Lombok.
Namun, kata Rony, dari hasil penelusuran selama di lokasi, tidak juga ditemukan adanya tanda-tanda itu.
“Buaya nya tidak ada yang muncul, ada yang muncul tapi kecil, seharusnya kalau memang dimangsa seharusnya yang besar. Kalau biasanya barang salah itu pasti timbul, ini tidak ada,” jelasnya.
Sebelumnya, upaya pencarian dilakukan tim SAR Gabungan bersama relawan dan pihak keluarga korban dengan menyisir lokasi tempat korban melaut hingga ke beberapa mil dari perairan Kenyamukan. Namun, pencarian harus dihentikan karena sudah tujuh hari operasi pencarian tubuh korban belum ditemukan.
Penghentian pencarian terhadap nelayan tersebut disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Balikpapan Melkianus Kotta, melalui Kasi Ops dan Siaga Octavianto pada, Minggu (16/5/2021).
“Telah melaksanakan pencarian sesuai rencana operasi H.7, dengan hasil nihil,” kata Octavianto dalam keterangan tertulisnya.
Octavianto menerangkan, pihkanya telah berkoordinasi dengan keluarga korban perihal penutupan operasi pencarian karena sudah 7 hari pencarian, namun akan dilanjutkan apabila ada tanda-tanda perihal korban.
“Atas kondisi tersebut kami mengusulkan operasi pencarian untuk ditutup,” pungkasnya.
Selanjutnya, Tim SAR Gabungan melaksanakan debriefing penutupan Operasi SAR, Tim SAR dikembalikan ke Satuan masing-masing dan dilanjutkan kesiap-siagaan.
Kini hilangnya nelayan di perairan Teluk Perancis-Teluk Lombok menyimpan misteri. Banyak pertanyaan muncul, karena membuat bingung para pencari yang sudah berusaha maksimal. Kontan hal ini membuat beberapa warga berpendapat bahwa korban telah dibawa bahkan disembunyikan oleh roh halus alam gaib. (Red).