Masdari Kidang Kecewa Tak Diundang Pembahasan CSR di Kecamatan Bengalon

Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Masdari Kidang

Kronikkaltim.com – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Masdari Kidang menyampaikan kekecewaannya lantaran tak diundang dalam pembahasan anggaran program Corporate Social Responsibility (CSR) yang digelar di Kecamatan Bengalon.

Pembahasan CSR yang dimaksud Politisi Partai Berkarya ini adalah yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Bengalon dengan manajemen perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Bengalon.

“Kami dewan di Dapil II, termasuk teman-teman tidak ada satupun yang dipanggil oleh camat. Padahal saya ini yang berjuang CSR berdarah-darah, bahkan (sempat) dipenjara masalah CRS ini. Waktu saya balik mejanya Pak Isran dan Pak Ismu untuk memperjuangkan CSR,” tegas legislator asal Dapil Kutim II tersebut, pada Selasa, (27/4/2021) lalu.

Tak hanya itu, Dia juga menyayangkan anggota dewan tidak diberikan informasi atau alasan tak diundang. Padahal, menurutnya wakil rakyat di Dapil Kutim II lumayan banyak alias tidak sedikit.

“Tak ada yang diundang, jauh kalau seperti ketua DPRD Pak Joni, saya, Pak Asmawadi, Pak Arfan lah dulu, dan seperti dr Novel. Kan kita ada peluang untuk menghadap, satu-satu dewan lah,” tutur Kidang.

Kidang menyebut, forum CSR di Kecamatan Bengalon bermuara pada satu pintu yaitu pemerintah kecamatan, meskipun di dalam forum tersebut juga diisi oleh berbagai unsur. Termasuk dirinya yang juga menjadi pengurus dalam forum tersebut.

“Saya juga salah satu ketua di forum itu, tapi kita tidak dihiraukan, tidak diundang. Itu nanti terserah Bapak Bupati. Yang pasti saya tidak setuju kalau seperti itu, Pak Arfan (Wakil Ketua II DPRD Kutim) juga tidak setuju. Artinya kita harus tahu,” tegasnya.

Baca Juga: Arfan Angkat Bicara Terkait Pembahasan CSR di Bengalon Tak Melibatkan Dewan

Ditanya mengenai harapan dari program CSR di Kecamatan Bengalon, Kidang mengaku, tak tahu alias belum punya banyangkan lantaran sedari awal tidak dilibatkan dalam pembahasan anggaran tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.

“Kita ini kan mau tau perusahaan mana-mana aja yang ada menyalurkan CSR nya ke Bengalon. Tidak transparan, misalnya ada dana dari perusahaan sawit masuknya kemana, untuk apa itu kita tidak tahu,” pungkasnya. (adv).

 

Reporter/editor: Andika/Ersa.