Pidato di Paripurna DPRD Kutim, Ardiansyah Sampaikan Visi-Misi dan Program Prioritas

Kronikkaltim.com – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman mengawali pidato perdananya di rapat paripurna ke-4 DPRD Kutim dalam angenda mendengarkan sambutan Bupati Kutim Terpilih, Jumat (26/2/2021).
Dalam pidatonya, Ardiansyah memaparkan visi-misi dan program kerjanya bersama Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang untuk lima tahun kedepan. Ini merupakan pidato pertamanya di hadapan anggota dewan usai dilantik hari ini oleh Gubernur Kaltim Isran Noor.
Dikatakannya, dirinya bersama Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang membutuhkan dukungan semua pihak dalam mewujudkan visi, misi dan program yang akan dilaksanakan.
“Tugas dan tanggungjawab berat ini hanya bisa dilaksanakan dengan baik oleh kami, selaku Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur terpilih, dalam iklim masyarakat yang peduli membantu dan mau berperan jalannya pemerintahan. Yakni mayarakat bersama wakil mereka di DPRD yang terus melakukan pengawasan terhadap roda pemerintahan,” terang Ardiansyah.
Ardiansyah mengatakan, selama masa kampanye, Ardiansyah-Kasmidi (ASKB) telah mendesain program skala prioritas yang harus segera dituntaskan. Diantaranya, menyelesaikan permasalahan lahan yang masuk dalam kawasan enclave Taman Nasional Kutai (TNK).
Dia menyebut bahwa belum adanya pelepasan tapal batas kawasan enclave TNK membuat warga Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan kesulitan sertifikat surat keterangan tanah.
Prioritas berikutnya, lanjut Ardinayah, adalah meneyelesaikan utang pemerintah. Utang dinilai hanya akan menghambat program pemerintah, karenanya harus cepat dituntaskan. Dikatakannya, dirinya bersama Kasmidi Bulang ingin memastikan terwujudnya sinkronisasi antara kemampuan keuangan daerah dengan rencana kerja.
Mengenai visi yang diangkat dalam rancangan lima tahun kedepan, Ardinsyah mengatakan adalah Menata Kutim Sejaterah untuk Semua. Kutim Sejaterah adalah kondisi masyarakat Kutim dalam keadaan baik, makmur, sehat, damai dan mengakses semua infarastruktur pelayanan dasar.
“Menata untuk semua, adalah kondisi masyarakat Kutai Timur dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Sehingga tercipta perubahan positif dan lebih produktif dalam mengelola sumber daya guna meningkatkan taraf hidup di semua lapisan masyarakat,” ucap Ardiansyah.
Ardiansyah menambahkan bahwa kompleksnya permasalahan kedepan seperti kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan, tranformasi ekonomi dan pemertaan pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja dan kesenjangan sosial serta mengahadapi ekonomi gelobal dan menjadi salah satu daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) memberikan kepemimpinan yang kuat plus didukung sepenuhnya oleh masyarakat.
“Perumusan dan penetapan arah kebijakan pembamgunan daerah diperlukan untuk memantapkan landasan pembangunan secara menyeluruh, terutama pemenuan kebutuhan dasar, peningkatan daya saing daerah, serta peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Tak hanya pembangunan fisik, namun juga pembangunan manusia seluruh dan seutuhnya,” ucap Ardiansyah.
Untuk mendukung visi tersebut, Ardiansyah menjelaskan lima misi. Pertama, mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya, dan bersatu. Misi kedua, mewujudkan daya saing ekonomi masyarakat berbasis pertanian.
Selanjutmya misi ketiga, mewujudkan pelayanan dasar masyarakat secara profesional dan merata. Kemduian misi keempat, mewujudkan pemerintahan yang berpartisipatif berbasis penegakan hukum dan tehknologi infomasi.
Terakhir, misi kelima adalah mewujudkan sinergitas pembangunan wilayah dan integritas pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Selain itu, Ardiansyah juga memaparkan terkait program yang akan dijalan kedepan, ada tiga prgoram unggulan yang disebut didesain untuk menjawab tantangan masa depan Kutim, terutama keberadaanya sebagai penyangga ibu kota.
Pertama, program yang berpadu dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Yaitu melanjutkan pendidikan menuju Kutim cemerlang, pembangunan rumah layak huni, melanjutkan sistem pelayanan air bersih dan sanitasi pedesaan (SPAMDes), melanjutkan program kemudahan administrasi kependudukan, dan percepatan integrasi ekonomi desa.
Kedua, program berbasis elektronik memudahkan dan menemukan solusi atas semua permasalahan yang dihadapi masyarakat Kutim, melalui penerapan inovasi smart city, dan penerapan teknologi tepat guna pertanian secara bertahap melalui kegiatan peduli desa.
Ketiga, program yang didesain sesederhana mungkin sehingga dapat langsung mengenai sasaran seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya lokal, pengembangan kinerja usaha industri mikro kecil dan menengah serta pengembangan kelompok sadar destinasi wisata.
“Saya ingin menutup pidato ini dengan sebuah kayakinan. Berbekal pengalaman kami di ranah eksekutif dan legislatif, kami meyakini bahwa pemikiran dan harapan yang kami tuangkan ke dalam misi-visi ini adalah representasi sebagian besar masyarakat Kutai Timur. Strategi dan kebijakan yang kami canangkan tak lain merupakan renungan dari pengalaman selama menjalankan roda pemerintahan,” tutur Ardiansyah. (Adv).
Penulis : Imran R Sahara
Editor: Ersa