Ketika Ketua AJKT Beli Lukisan Lelang untuk Donasi Korban Bencana Alam

AJKT dan Lukisan Orang Utang di Read 9 Coffe Shop Sangatta, Senin (18/1/2021) malam.

Kronikkaltim.com – Puluhan kendaraan tampak sudah terparkir rapi di halaman Read 9 Coffe Shop Sangatta, Senin (18/1/2021) malam. Waktu sudah menunjukan pukul 20.00 Wita ketika para pemilik kendaraan tersebut memasuki tempat nongkrong berkonsep outdoor itu.

Mereka adalah para pengurus dan anggota dari berbagai komunitas dan organisasi yang mengadakan aksi sosial peduli kemanusiaan, yaitu memberi dan menggalang donasi untuk korban bencana alam, gempa Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dan korban banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Selain Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT), juga tampak Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kutai Timur (Kutim), Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kutim Bakri Hadi yang juga merupakan Ketua BPD HIPMI Kaltim. Begitu pun pengurus PWI Kutim, dan Cyber Speed hadir bersama sejumlah anggotanya.

Di Read 9 Coffe Shop ini, tidak hanya disuguhkan dengan hidangan lezat dari cafe, namun juga sambil ditemani alunan musik live yang membuat suasana cafe selalu hidup. Sangat cocok untuk dinikmati bersama teman, kerabat, sahabat ataupun keluarga.

Karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, maka semua yang hadir tetap konsisten menggunakan masker. Setiap organisasi dan komunitas itu juga mengatur tempat untuk anggota mereka masing-masing.

Lukisan Orang Utan, Spesies Ikonik Kaltim yang Terancam

Malam itu, pemandu acara juga mengadakan lelang dua karya lukisan ikonik Kaltim, satu bergambar orang utan dan satunya bernuansa tarian beserta pakaian etnis dayak alias tari perang karya dari K-Plus Sold.

Untuk lukisan Tari Perang, perupanya dalah Dharmawan Budhut yang dibuat pada tahun 2015, ini berukuran 120 x 90 cm dengan media acrylic di atas kanvas. Sedangkan lukisan orang utan dengan judul Nak kasih ibu sempurna untukmu merupakan karya perupa Widiatmoko Severianus pada tahun 2019. Lukisan ini berukuran 120 x 90 cm dengan media acrylic di atas kanvas.

Selain itu, juga ada lelang produk-produk kerajinan lainnya. Semua hasil dari lelang ini rencananya juga akan donasikan untuk para korban bencana.

Namun sebelum kegiatan lelang dimulai, Ketua AJKT Sukriadi terlebih dahulu menyalurkan bantuan berupa sembako untuk kebutuhan pangan korban bencana alam di Sulbar dan Kalsel. Bantuan sebagai bentuk kepedulian untuk meringankan beban korban bencana tersebut, berupa beras, minyak goreng, ikan kaleng, mie instan, gula, teh, dan kecap.

Beberapa saat kemudian, petugas acara pun sudah mempersiapkan kegiatan lelang. Pemandu lelang juga sudah tampil di depan dan menyampaikan pengumuman bahwa acara lelang segara dimulai.

Suasana sedikit hening saat pemandu lelang membacakan aturan main lelang. Begitu acara dimulai pemandu lelang, suasana berubah ramai. Tawar-menawar dengan harga lebih tinggi mencuat silih berganti.

Hanya dalam hitungan tak lebih dari satu jam, lukisan tarian dan pakaian khas etnis dayak sudah laku terjual dengan harga di atas Rp 3 juta. Ketua AJKT Sukriadi juga sempat menawar lukisan tersebut dengan harga Rp 3 juta.

Berikutnya, pemandu lelang menawarkan produk kerajinan lainnya, lalu lukisan orang utan. Setidaknya ada tiga orang pengurus komunitas dan organisasi secara bergantian menawar lukisan ikonik spesies Kaltim itu dengan harga lebih tinggi. Namun akhirnya karya lukisan itu jatuh di tangan Ketua AJKT Sukriadi.

Tak banyak komentar yang disampaikan, Sukriadi hanya berharap bantuan dan apa yang diberikan tersebut dapat bermanfaat untuk meringankan beban para korban bencana. (*).

Penulis: Imran R Sahara