Beroperasi di 2024, Industri Coal To Methanol Siap Serap Tenaga Kerja Lokal
Kronikkaltim.com – Direktur Operasional PT Batuta Chemical Industrial Park (BCIP), Andika Sanggara menjelaskan mengenai rencana pembangunan pabrik pengolahan batu bara menjadi methanol (Coal to Methanol /CTM) di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim), Kaltim.
Hal dasar yang menjadi perhatian adalah mengenai penataan kawasan pembangunan pabrik CTM atau Coal to Methanol.
“Jadi ada penataan lahan tahap awal. Matrial-matrial tumbuhan ini akan diangkat dan diganti dengan lapisan-lapisan matrial tertentu untuk memperkuat tanahnya. Kemudian penyerahan kami ke pihak biodiesel, diperkirakan akhir Januari atau awal Februari,” terang Andika di lokasi PSN, Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kutim, Rabu (23/12/2020).
Biodiesel, lanjut dia, akan mulai pembangunannya satu tahun kedepan, sampai dengan tahun 2022. “Lalu mereka akan melakukan proses produksi setelahnya,” tutur Andika.
Diketahui, rencana idustri CTM adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan melibatkan Investor besar seperti PT Bakrie Capital Indonesia, PT Ithaca Resources dan Perusahaan gas asal Amerika Serikat, Air Products and chemical inc. Gubernur Kaltim Isran Noor juga telah mendatanagi persetujuan proyek ini pada 14 juni 2020 lalu.
Nantinya PT Bakrie Capital Indonesia dan PT Ithaca Resources sebagai pemasok bahan baku batu bara serta berkomitmen untuk mengambil produki untuk dipasarkan di Indonesia. Konsorsium ini sudah tertuang didalam definitif kontrak jangka panjang .
Batu bara akan dipasok dari tambang milik PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Ithaca Resources, selanjutnya batu bara diolah oleh fasilitas produksi milik Air Products untuk diproduksi menjadi Metanol.
Proyek pabrik Methanol dari batu bara merupakan upaya peningkatan kapasitas industri methanol nasional yang kebutuhanya terus meningkat diharapkan bisa mengurangi import dari luar negri. Bahan baku methanol sangat dibutuhkan dalam industri textil, plastik, farmasi, insektisida dan resin sintetis.
Andika mengatakan, Industri CTM diperkirakan beroperasi tahun 2024 setelah melewati berbagai tahapan. “Dalam perjalanannya nati, akan ada penyerahan lahan untuk Coal to Methanol. Sementara proses pembangunan mereka mebutuhkan waktu kurang lebih 48 bulan atau paling cepat 38 bulan. Tahun 2024 mereka selesai, kemudian mereka produksi,” jelas Andika.
Plt Bupati Kasmidi Bulang mengaku mendukung rencana dimaksud. Untuk itu dia berharap seluruh masyarakat mendoakan dan mendukung. Agar pabrik yang direncanakan sudah terbangun 2024 mendatang bisa berjalan dengan baik dan lancar. Sehingga dampak ekonomi bisa dirasakan masyarakat Kutim, khususnya di sekitar Bengalon. Apalagi dari paparan yang telah disampaikan pihak pengembang sebelumnya, keberadaan pabrik nantinya berpotensi menyerap tenaga kerja (naker) lokal kurang lebih sekitar seribu orang.
“Diharapkan nantinya akan tercipta lapangan pekerjaan (baru). Sehingga tidak ada lagi pengangguran di daerah ini (Bengalon). Dengan catatan kita harus menjadi tuan rumah yang baik,” tutur Kasmidi.
Lebih jauh Kasmidi meminta kepada para pihak agar membantu dan mempermudah progres pembangunan sehingga tak terkendala. Setidaknya memastikan investasi di Kutim aman dan lancar. (Red).