Tema Pramuka Tahun Ini dan Sejarah Lahirnya yang Melegenda

KRONIKKALTIM.COM – Tema Hari Pramuka yang diperingati pada tanggal 14 Agustus 2020 adalah Peran Gerakan Pramuka Ikut Membantu dalam Penanggulangan Bencana COVID-19 dan Bela Negara.

Tema tersebut sejalan dengan upaya yang ditunjukkan Kwartir Nasionao (Kwarnas) melalui pembentukan Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 dan upaya untuk menggerakkan Pramuka Peduli di seluruh kwartir guna membantu pemerintah daerah mengendalikan wabah, serta membantu warga yang terdampak.

Anggota pramuka siaga, penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa Gerakan Pramuka dalam melakukan setiap kegiatan sosial juga telah menerapkan protokol kesehatan yang dibutuhkan untuk mencegah penularan COVID-19.

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso (Buwas) mengatakan tema Hari Pramuka yang menunjukkan kepedulian terhadap penanganan COVID-19 merupakan perwujudan semangat untuk membantu menanggulangi bencana akibat wabah tersebut.

“Tema tersebut adalah perwujudan dari semangat para pramuka untuk ikut membantu menanggulangi bencana COVID-19 yang sampai saat ini masih menjadi masalah besar bangsa Indonesia, juga di seluruh dunia,” kata Buwas, seperti dikutip Antara, Rabu (12/8/2020).

Buwas mengatakan banyak kwartir dan gugus depan melakukan kegiatan dan pelatihan secara daring untuk terus meningkatkan kecakapan hidup pramuka dan menjalin silaturahmi dengan pramuka di dalam dan luar negeri.

“Kegiatan penanggulangan wabah penyakit tersebut merupakan bukti eksistensi bahwa Gerakan Pramuka menjadi bagian penting dalam upaya bela bangsa dan negara kita tercinta,” ujarnya.

Kwarnas berharap rencana revisi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dapat terus dilanjutkan oleh DPR dan pemerintah.

Undang-undang hasil revisi tersebut diharapkan dapat menangkap kebutuhan masa kini dan masa depan yang pada akhirnya mampu menjadikan Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang lebih mandiri dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Pernyataan itu ia sampaikan setelah mengikuti upacara peringatan Hari Pramuka di Pusdiklatnas Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur. Karena wabah COVID-19 masih mendera, jumlah peserta upacara hanya dibatasi 50 orang dan dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Live streaming upacara Hari Pramuka juga dilakukan dari gedung Pusdiklatnas Pramuka yang diikuti oleh pengurus dari 34 Kwartir Daerah di tingkat provinsi, ratusan Kwartir Cabang di kabupaten/kota, 11 Gugus depan di KBRI/KJRI di luar negeri dan disaksikan oleh jutaan Pramuka melalui saluran video Youtube.

Dalam upacara Hari Pramuka yang ke-59 itu, sejumlah anggota pramuka diberikan tanda penghargaan anggota Gerakan Pramuka.

Penghargaan Melati diberikan kepada Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Jawa Tengah Ganjar Pranowo, penghargaan Darmabakti kepada pelatih pembina pramuka Kwarcab Jakarta Pusat Agus Thamran dan penghargaan Karyabakti untuk Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kwarda Sulawesi Selatan Muhammad Ikhsan Idris.

Selain itu penghargaan Teladan juga diberikan kepada tiga peserta didik, yaitu anggota Dewan Kerja Cabang Kota Bogor Kwarda Jawa Barat Muhammad Sadam Alamsyah, Wakil Ketua DKD Kwarda Jawa Timur Nunuk Hidayati dan Ketua DKR Loa Janan Kwarda Kalimantan Timur Abdul Ibrahiim.

Setiap tanggal 14 Agutus, Indonesia memiliki hari perayaan nasional yang telah diatur melalui Keputusan Presiden Nomor 448 Tahun 1961 yakni, Hari Pramuka Indonesia atau sebelumnya dikenal dengan Gerakan Kepanduan. Tidak hanya di Indonesia, gerakan ini juga ada di berbagai negara lainnya di dunia.

Gerakan ini pada awalnya dicetuskan oleh Robert Baden-Powell, seorang anggota angkatan darat di Inggris sekitar tahun 1906-1907. Ia menulis buku Scouting for Boys yang berisi panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, hingga pengembangan dasar-dasar moral. Gagasan ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan Kepanduan, yang di Indonesia disebut dengan Pramuka.

Di Indonesia sendiri, kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan diluar lingkungan keluarga. Selain itu juga merupakan sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, serta bangsa Indonesia. Menariknya, gerakan ini ternyata memiliki andil dan kontribusi yang panjang dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Sebelum berkembang di Indonesia, Gerakan Kepanduan Pramuka sendiri pada awalnya dikembangkan oleh Lord Baden Powell. Powell awalnya membuat sebuah gerakan untuk membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam berbagai tindakan kekerasan dan kriminal pada 1907.

Pada waku itu, Powell yang memiliki banyak pengalaman dan keterampilan survival menulis sebuah buku berjudul ‘Aids to Scouting’. Buku ini yang kemudian menjadi panduan bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya. Setelah itu, pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya.

Pada 1908, Powell kembali menulis buku yang berisi pengalamannya tentang latihan kepramukaan. Buku ini berjudul ‘Scouting for Boy’ dan kemudian menyebar dengan cepat di Inggris, dan negara lain, termasuk Indonesia.

Berkembangnya Pramuka di Indonesia

Sejarah awal perkembangan pramuka di Indonesia jika merujuk pada buku ‘Pemikiran dan Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan’ ini bermula dari gerakan kepanduan yang muncul di Inggris, berkembang, dan menyebar ke Belanda hingga akhirnya masuk ke Indonesia. Gerakan kepanduan di Hindia Belanda didirikan pada tahun 1912 di Jakarta, bernama Nederlands Padvinders Vereeniging (NPV), kemudian berganti nama Nederlands Indische Padvinders-Vereeniging pada 4 September 1917.

Sedangkan gerakan kepanduan di nusantara oleh pribumi dibuat pada 1916, diprakarsai oleh Pangeran A.A. Mangkunegara VII tanpa campur tangan dari Belanda. Organisasi itu diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu, seperti JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan atau HW.

Makna Lambang Pramuka Indonesia

Beragam gerakan kepanduan di Indonesia kemudian dileburkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 9 Maret 1961 menjadi organisasi baru, yang bernama Gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa. Lambang tersebut kemudian disahkan dalam Keppres Nomor 238 Tahun 1961.

Kemudian pada 14 Agustus 1961, secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat, setelah Presiden Sukarno menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keppres Nomor 448 Tahun 1961.

Selain lambang tunas kelapa, pramuka juga identik dengan warna kebesaran yakni, coklat.  Coklat adalah warna yang dipilih oleh anggota pramuka yang melambangkan mereka tidak akan lupa akan semangat dan jasa dari para pahlawan yang sudah berjuang untuk negara.

Sesuai pada Bab I Pasal 5 Ayat B dalam Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Anggota Gerakan Pramuka, warna coklat memang digambarkan sebagai suatu medan perang. Warna itu juga digunakan oleh sederet pejuang kemerdekaan saat melawan penjajah saat akan merebut kemerdekaan. Itulah asal mula mengapa warna coklat menjadi warna khas dari Pramuka Indonesia. (berbagai sumber).