Bocah Usia 7 Tahun Alami Gizi Buruk, Begini Respon Wabub Berau
KRONIKKALTIM.COM – Derita harus dialami Elisabeth Bara, warga Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bocah berusia 7 tahun ini divonis penderita gizi buruk dan tengah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Abdul Rivai Berau.
Mendapat informasi mengenai kasus gizi buruk, Wakil Bupati (Wabub) Kabupaten Berau, H Agus Tantomo menjenguk bocah tersebut, Rabu (15/7/2020).
Agus Tantomo yang juga sebagai ketua Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Berau menyerahkan bantuan berupa uang tunai hasil pengalangan dana relawan PMI dan sejumlah komunitas motor sebasar Rp 8.5 juta juga sumbangan pribadi Agus Tantomo Rp 1.5 juta.
“Bantuan ini merupakan hasil penggalangan dana dari masyarakat secara umum dan sumbangan dari beberapa komunitas motor,” kata H Agus Tantomo.
Wabup H Agus Tantomo mengatakan, kasus gizi buruk bukan soal bantuan tetapi menyangkut penanganan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Ini menyangkut pelayanan kesehatan apalagi kasus yang diderita Elisabeth ini bukan kasus baru karena informasi dari orang tuanya Elisabeth menderita gizi buruk sejak berumur 8 bulan dan sekarang dia sudah berumur 7 tahun,” terangnya.
“Kok bisa ada kasus seperti ini yang kita tidak tahu. Jadi kepada masyarakat saya meminta jika memang ada anaknya atau keluarganya yang menderita gizi buruk minta pelayanan kepada pemerintah,” tandasnya.
Sebab kata Agus Tantomo ada kewajiban pemerintah menangani kasus gizi buruk di daerah masing-masing.
“Setelah ini saya akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan juga dengan aparat kampung agar tidak terjadi kasus seperti ini,” pungkasnya.
Sementara itu, orang tua Elisabeth yakni Rofinus Bata (39) mengatakan kasus gizi buruk yang dialami anak ketiganya itu sejak berumur 8 bulan.
Awalnya kata Rofinus anaknya cukup aktif, bisa makan, termasuk duduk sendiri namun perlahan kondisi anaknya semakin mengecil hingga divonis gizi buruk.
Tahun 2019 Elisabeth sempat mendapat perawatan di RSUD dr Abdul Rivai yang saat itu kondisi kesehatan semakin membaik dan berat badannya pun mengalami peningkatan.
Keawak media Rofinus mengaku faktor ekonomi menjadi kendala anaknya lambat mendapat perawatan.
“Saya hanya kerja sebagai buru lepas di perkebunan dan gaji saya hanya Rp 100 ribu sehari itu hanya cukup untuk kebutuhan anak-anak saya,” katanya.
Iapun sangat bersyukur atas bantuan dari relawan juga dari wakil Bupati Berau mengingat Ia membutuhkan uang untuk kebutuhan mereka selama di rumah sakit.
Wakil Bupati Agus Tantomo menyebutkan orang tua Elisabeth tidak perlu khawatir soal biaya perawatan karena telah ditanggung Jamkesda.