Setelah Ubah Museum Hagia Sophia, Presiden Turki Bersumpah Bebaskan Masjid Al Aqsa
Kronikkaltim.com – Turki menganulir status museum Hagia Sophia yang telah diberlakukan sejak 1934. Hagia Sophia pernah menjadi masjid pada 1453 sejak penaklukan Konstantinopel. Setelah pengubahan status tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersumpah untuk membebaskan Masjid Al Aqsa pada Jumat kemarin.
“Kebangkitan Hagia Sophia menandai pembebasan Masjid Al Aqsa,” kata situs web Kepresidenan Turki, dikutip dari Jerusalem Post, 13 Juli 2020.”Kebangkitan Hagia Sophia adalah batu loncatan umat Islam di seluruh dunia yang akan datang…kebangkitan Hagia Sophia adalah kebangkitan api harapan umat Islam dan semua yang tertindas, disalahkan, tertindas dan dieksploitasi.”
Pidato dalam bahasa Turki diterjemahkan sedikit berbeda ke bahasa Arab dan Inggris, menurut Jerusalem Post.Dalam bahasa Arab pidato tersebut mengatakan bahwa mengubah Hagia Sophia menjadi masjid adalah bagian dari “kembalinya kebebasan al Aqsa”.
Presiden Turki mengaitkan keputusan untuk menghidupkan kembali Islam dari Bukhara di Uzbekistan ke Andalusia di Spanyol. Terminologi ini, yang menghubungkan al Aqsa di Yerusalem dengan Hagia Sophia dan Spanyol. Dalam terjemahan Turki referensi yang sama ke Spanyol tampaknya tidak dimasukkan seperti dalam bahasa Arab.
Hagia Sophia dalam bahasa Turki disebut Ayasofya sedangkan dalam bahasa latin adalah Sancta Sophia. Nama Hagia Sophia artinya adalah kebijaksanaan sesuai peruntukan bangunan tersebut sebagai rumah ibadah.
Pada 360 Masehi, Kaisar Bizantium, Constantius I, memerintahkan pembangunan Hagia Sophia sebagai sebuah gereja untuk umat Kristen Ortodoks Yunani di Konstantinopel yang kini bernama Istanbul. Awalnya gereja ini beratapkan kayu.
Selanjutnya pada 404 M Bangunan Hagia Sophia pertama terbakar akibat kerusuhan yang terjadi di sekitar bangunan tersebut. Kerusuhan diakibatkan konflik politik antar keluarga Kaisar Arkadios yang kemudian menjadi penguasa pada 395-408 AD.
Pada 415 M Struktur kedua Hagia Sophia selesai dibangun Kaisar Theodosis II yang merupakan penerus Arkadio. Bangunan yang baru memiliki lima nave (tempat bangku-bangku umat) dan jalan masuk yang khas dengan atap terbuat dari kayu.Berikutnya pada tahun 532 M, dikutip dari Encyclopedia Britannica, Hagia Sophia terbakar kedua kalinya dalam peristiwa Revolusi Nika atau Nika Revolt. Revolusi tersebut melawan Kaisar Justinian I yang memerintah pada 527-565. Saat itu Hagia Sophia masih menjadi bangunan penting penganut Ortodoks Yunani.
Memasuki tahun 532 M,Kaisar Justinian memerintahkan penghancuran Hagia Sophia karena kondisinya yang rusak parah. Dia memerintahkan pembangunan kembali gereja tersebut dengan menunjuk arsitek Isidoros (Milet) dan Anthemios (Tralles). Kemudian pada tahun 537 M, pembangunan ketiga Hagia Sophia selesai dalam lima tahun dan ibadah pertama dilakukan pada 27 Desember 537. Saat itu Kaisar Justinian disebut mengatakan, “Tuhanku, terima kasih atas kesempatan membangun sebuah tempat ibadah.”
Hagia Sophia melanjutkan perannya yang sangat penting dalam politik dan sejarah Bizantium, termasuk menjadi saksi Perang Salib. Wilayah Konstantinopel termasuk Hagia Sophia sempat berada di bawah kekuasaan Romawi untuk waktu singkat. Kekaisaran Bizantium dikisahkan berhasil menguasai kembali kota tersebut dan Hagia Sophia yang kembali rusak.
Perubahan besar Hagia Sophia selanjutnya terjadi sekitar 200 tahun kemudian saat Dinasti Ottoman menguasai Kontantinopel. di bawah pimpinan Sultan Muhammad Al Fatih (Mehmed II), dinasti ini berhasil menaklukkan wilayah tersebut dan mengganti namanya menjadi Istanbul pada 1453. Dengan pengaruh Islam, Hagia Sophia diubah menjadi masjid dengan menutup ornamen bangunan yang bertema Orthodox. Ornamen diganti kaligrafi yang didesain Kazasker Mustafa ?zzet. Kaligrafi tersebut antara lain tulisan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, empat khalifah pertama, dan dua cucu Rasulullah SAW.