WAH! Oknum RT di Sangatta Utara Pukuli Warga saat Mau Urus KKS
Dipukul saat Mau Urus KKS, Warga Sangatta Utara Laporkan Ketua RT ke Polisi
KRONIKKALTIM.COM – Berniat mau mengurus KKS (kartu keluarga sejahtera), seorang wanita malah dipukuli oknum Ketua RT. Kejadian ini terjadi di Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim), Kaltim, belum lama ini.
Kejadian kembali mencuat setelah beberapa anggota ormas Rumah Aspirasi Bersama (RAB) Kutim mendatangi kantor Desa Sangatta Utara, Jumat (29/5/2020) pukul 10.30 Wita.
Mereka meminta pihak desa ikut bertindak supaya RT yang dimaksud dinonaktifkan, lantaran alasan keamanan lingkungan warga di Jl Durian, Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara, Kutim. Namun permintaan tersebut belum bisa diterima, lantaran tak sesuai aturan, karena RT harus dipilih warga melalui tahapan pemilihan yang demokrasi
Saat dikonfirmasi, Kapolres Kutim AKBP Indras Budi Purnomo melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Samodra, membenarkan adanya laporan warga mengenai kejadian tersebut. Kejadian itu telah tercatat dalam laporan kepolisian dengan nomor : STBL/76/V/2020, tertanggal 12 Mei 2020.
AKP Ferry Samodra menjelaskan, pihaknya telah menerima aduan dari warga atas nama inisial Fi, dan telah memeriksa bekas luka atau memar setelah mendapat pemukulan. Ini telah berada di ranah hukum.
“Awalnya kami memberi waktu kesempatan kepada kedua pihak untuk mediasi damai. Namun akhirnya korban tetap melapor, sehingga secara tahapan hukum kami akan memproses laporan tersebut, tinggal melengkapi mindik,” ungkap Ferry, Jumat (29/5/2020) sore.
Namun, lanjut dia, bukan berarti kepolisian tidak memberi kesempatan untuk damai.
“Kami masih memberi kesempatan kepada kedua pihak untuk bermediasi damai jika mereka mau,” ucap Ferry lagi.
Sementara korban, Fi, perempuan 41 tahun itu, turut memberi keterangan kepada awak media saat dijumpai ditempat kerjanya.
“Waktu itu saya membawa ibu saya yang sudah tua untuk mengurus KKS (kartu keluarga sejahtera) ke ketua RT. Tapi dia (ketua RT) tidak senang saya membawa ibu saya itu, dan saya malah dipukul,” beber Fi, saat dijumpai di kantor desa, tempat dia bekerja.
Cara memukulnya, terang Fi, oknum ketua RT mulanya menggunakan satu tangan. Lantaran pukulan itu di tangkis dengan tangan Fi, ketua RT tersebut melanjutkan memukul dengan dua tangan, kanan-kiri.
“Saya terus mencoba menahan pukulan itu dengan kedua tangan saya. Sampai akhirnya saya tendang dia di arah kemaluannya supaya dia berhenti,” ulas Fi sambil memperagakan adegan dirinya menahan pemukulan tersebut.
Selepas kejadian tersebut, menurut dia, anggota kepolisian langsung datang. Yakni dengan menanyakan peristiwa itu, dan menawarkan upaya mediasi.
“Saya tidak tahu juga kenapa dia (ketua RT) marah. Padahal saya hanya datang untuk mengurus kartu kesehatan itu, ibu saya sudah tua,” ujar dia lagi.
Sementara ketua RT yang dimaksud, hingga berita ini ditayangkan belum menjawab panggilan dan pesan singkat via whatsapp dari awak media sejak dua hari terakhir. Ketua RT yang dikenal sangat aktif dalam berbagai kegiatan tersebut hanya sekedar menerima pesan singkat tersebut, meski melalui media yang sama dirinya baru saja mengirimkan pesan ‘maaf lahir dan batin Idulfitri’ pada 23 Mei 2020. (ash/ersa).