Pernyataan Sikap LPADKT-KU Minta Penegak Hukum Jerat Pemilik Video yang Berisi Konten Provokatif

KRONIKKALTIM.COM – Laskar Pemuda Adat Dayak Kaltim-Kaltara (LPADKT-KU) mengeluarkan penyataan sikap terkait video yang beredar lagi viral di akun Youtube Lutfi Holi. Pasalnya, dalam video tersebut berisi konten yang dinilai sangat provokatif, hingga membuat resah dan menyudutkan masyarakat khusunya masyarakat etnis dayak di tanah Kalimantan.

“Pada kesempatan ini kami pemuda adat dayak Kalimantan Timur-Kalimantan Utara, dengan ini menyatakan sikap tegas kami. Menyakakan keberatan kami atas penghinaan, pelecehan terhadap etnis dayak yang disampaikan oleh saudara Lutfi Holi melalui akun youtobe yang sudah beredar dimana-mana,” ujar A. Vendy Meru. SH, Ketua Umum LPADKT-KU Kaltim, didampingi Sekretarisnya F.X. Apui. ST. SH dan Jamson Limbong SH selaku Bendahara Umum, Kamis (28/5/2020), pukul 08.00 wita.

Dia menyebutkan bahwa pernyataan Lutfi Holi dalam video yang beredar lagi viral tersebut telah menyudutkan etnis dayak di Kalimantan serta mengungkit ungkit kejadian masa lalu serta ditambah mengucilkan budaya etnis dayak.

“Kami atas nama masyarakat dayak penduduk Boreno ini, penduduk asli Kalimantan ini merasa sangat-sangat tersinggung atas ucapan saudara Lutfi Holi. Saudara mengatakan bahwa orang dayak bukan penduduk asli Kalimantan atau bukan penduduk asli Borneo,” terangnya.

Lanjut Vendy Meru berujar. “Saudara harus tau bahwa orang dayak tak pernah mengatakan bahwa dia penduduk asli Kalimantan atau pendudui asli Boreno, semua itu ciptaan tuhan yang maha kuasa. Saudara Lutfi Holi, saya minta saudara jaga mulut, ucapan dan jaga sikap saudara. Pernyataan saudara sangat-sangat menyakitkan kami sebagai putra asli Kaltim dan Kaltara,” tuturnya.

Atas Konten yang dibuat oleh yang bersangkutan tersebut, LPADKT-KU pun menyatakan sikap dan mendukung penuh penindakan hukum terhdap pelaku yang dinilai berbau provokator tersebut. Mereka berharap kejadian tersebut segera ditindak lanjuti oleh pihak berwajib dan aparat penegak hukum, agar dikemudian hari tidak menimbulkan kekacauan atau ketidak kestabilan dan kondusifitas daerah karena kejadian tersebut di tanah Kalimatan.

“Kami cinta damai, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,” pungkasnya. (*).