dr.Okta Negatif Covid-19, Masyarakat Jangan Panik dan Anggap Penyakit Itu Aib
Kronikkaltim.com – Publik dikagetkan beberapa pekan lalu terkait hasil rapid test dr Oktavianus Sp OG yang dinayatakan reaktif corona virus disease 2019 (Covid-19). Namun setelah melakukan karantina mandiri selama 14 hari, dan melakukan swab test, tepat pada Sabtu (9/5/20), dr Oktavianus akhirnya mendapatkan kepastian negatif Covid-19.
dr Oktavianus atau dr Okta cukup populer dikalangan masyarakat Kutai Timur sebagai dokter kandungan, Terang hal ini cukup melegakan semua pihak yang pernah melakukan kontak, hingga yang baru ingin melakukan kontak dengannya. Kebenaran tersebut juga ikut dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal, yang ikut kaget akan hasil yang diterima dr Oktavianus beberapa pekan lalu.
“Sebelumnya Pak dr Okta sempat mendapat hasil reaktif dari rapid test. Tapi hasilnya sudah keluar, dari swab test hasilnya negatif,” ungkap Bahrani.
Dalam wawancara berbeda dr Okta dengan didampingi istri dan keluarga, yang selalu memberikan support, pada (9/5/20) mencoba berbagi pengalamanya selama menjalani karantina mandiri, dan tekanan publik terkait isu positif Covid-19 yang diterimanya beberapa pekan lalu. Menurutnya, masyarakat harus paham bahwa dirinya belum pernah terinfeksi Covid-19, karena hasil rapid test belum bisa dijadikan acuan pernyataan seseoarang positif Covid-19.
“Perlu diluruskan, bahwa rapid test itu berarti seseorang hanya dapat dinyatakan reaktif, bukan positif. Sementara saya, hasil dari tes PCR atau swab test, hasilnya negatif covid-19,” terang Okta.
Dirinya juga menyampaikan, kepada para ibu-ibu yang pernah datang ke praktik dr Okta di rumah sakit, maka boleh bertenang diri, dan jangan cemas karena telah berinteraski denganya. Dia juga meminta masyarakat untuk mendoakan dan mendukung para petugas medis, agar bisa bekerja di garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat.
“Jadi masyarakat jangan mudah menyimpulkan buruk atas suatu hasil reaktif rapid test para petugas medis. Tolong didoakan supaya kami bisa bekerja yang terbaik dengan pelayanan terbaik, semoga wabah ini segera berlalu,” ucap dia.
“Penyakit ini tidak memandang usia dan jabatan. Ini bukan penyakit aib. Jadi tolong kalau ada saudara yang hasil rapid test reaktif, jangan langsung kita membully. Ingat saran pemerintah untuk jaga jarak, dan menjaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan serta menjaga jarak,” tegas Okta lagi.
Sebagai catatan, rapid test Covid-19 menurut beberapa ahli memiliki akurasi hingga 35% digunakan sebagai mitigasi penanganan awal Covid-19. Namun belum cukup untuk dijadikan acuan kedokteran untuk menyatakan pasien positif Covid-19. Untuk itu setelah melakukan rapid test, pasien akan melakukan kembali swab test yang menjadi dasar dari kebenaran analisis kedokteran.Untuk itu, masyarakat dapat belajar dari kasus dr. Okta, jangan terlalu kaget atas hasil rapid test dan tetap perkuat imun tubuh agar dapat terhindar dari Covid-19.