Perusahaan di Kutim Dinilai Abaikan Kesepakatan Pencegahan Covid-19
KRONIKKALTIM.COM – Pemerintah Kutai Timur (Kutim) telah membuat kesepakatan dengan managemen perusahaan sebagai langkah pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 19 (Covid-19) di Kutim.
Dalam kesepakatan itu, jajaran manjemen perusahaan siap menerapkan penggunakan masker dan membatasi kapasitas mobil angkutan karyawan yang tidak melebihi 25 orang.
Namun belakagan menjadi sorotan lantaran manajemen perusahaan disebut tak melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat bersama dengam pemerintah daerah tersebut.
Untuk itu, Bupati Kutim Ismunandar saat memberikan keterangan pers di kantor Dinas Kominfo, Selasa (7/4/2020) lalu meluapkan kekecewaanya. Perusahaan yang dimaksud itu dinilai tidak mematuhi dan tak melaksanakan kesepakatan bersama terkait pencegahan penyebaran wabah berbahaya tersebut.
Dia menjelaskan, terkait kesepakatan bersama yang diambil bermasma pihak perusahaan yang dimaksud. Yakni saat berangkat kerja, pegawai perusahaan wajib menggunakan masker didalam mobil angkutan karyawan, serta isi kendaraan tidak boleh penuh.
Dari hasil rapat tersebut, manajeman perusahaan sepakat agar para karyawan menggunakan masker dan mobilnya angkutan karyawan tidak boleh melebihi 25 orang. Menututnya, jika mobil bus memuat 50 orang, maka perlu dikurangi hingga 25 orang saja atau 50 persen.
“Padahal kami, menginginkan agar pihak perusahaan dan karyawan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat” ujar Ismunandar.
Meskipun tidak menyebutkan nama perusahaan, Ismu yang didampingi Wabup Kasmidi Bulang dan Setkab Irawansyah nampak sangat kecewa dengan perusahaan. Dia menegaskan, pihaknya akan kembali melakukan sosialisasi dengan perusahaan dan karyawan Rabu (8 April 2020) ini. Agar kedepan pihak perusahaan benar-benar mematuhi kesepakatan bersama.
Jadi nantinya hasil kesepakatan akan disosialisasikan lagi. Jika dua hari kedepan kesepakatan masih tetap tak dilaksanakan, maka opsi pemalangan jalan agar karyawan tak bisa berakat kerja bakal ditempuh.
“Iya pokoknya kita lihat besok dan lusa, kita tidak mau tahu, tidak mengenakan masker dan berdesak-desakan di mobil kita suruh turun dan disuruh pulang, ” katanya dengan nada kesal. (ersa*).