Musrenbang Kecamatan Telen, Sektor Pertanian dan Pariwisata Jadi Tumpuan Ekonomi Masyarakat

Musrenbang Kecematan Telen (Dokumentasi Kutim-Diskominfo Kutim)

KRONIKKALTIM.COM – Selain Infrastruktur, Kecamatan Telen juga membutuhkan pengembangan sektor pertanian dan pariwisata. Untuk pertanian, lahan sawah seluas 1.030 hektar (ha) di beberapa desa serta pembangunan irigasi di wilayah itu juga diusulkan dalam Musrenbang yang berlangsung di Balai Pertemuan Umum Desa Muara Pantun, Minggu (9/2/2020).

Camat Telen Luhat Ivung dalam kesempatan itu mengatakan, terdapat 1.030 ha lahan yang disiapkan untuk program cetak sawah. Ini tersebar di berbagai desa di Kecamatan Telen.

“Desa Marah Haloq seluas 400 ha, di Desa Long Melah 200 ha, Desa Muara Pantun 130 ha dan 100 ha di Desa Long Noran,” ujarnya.

Disektor pariwisata, Kecamatan Telen berencana merevitalisasi waduk Bumi Lestari di desa Juk Ayak dan Gua Batu Dinding di Desa Marah Haloq. Menurut Luhat, Waduk Bumi Lestari yang seluas 300 ha memiliki air yang bersih dan pemandangan alam di sekitarnya sangat indah.

Waduk tersebut dinilai sangat potensial dikembangkan menjadi salah satu obyek wisata unggulan dan sumber air baku. Selain itu, terdapat Gua Batu Dinding yang merupakan gua alam menakjubkan dan menantang untuk ditelusuri.

Ia menerangkan, melalui MusrenbangDes usulan Kecamatan Telen sejatinya berjumlah 118 etam. Namun usulan yang disepakati masuk ke Musrenbang tingkat kecamayan hanya berjumlah 40 etam. ini dijelaskan, masih didominasi pembangunan fisik seperti semenisasi jalan antar desa, pembangunan kantor camat permanen dan rumah staf kecamatan.

Sementara, Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Kasmidi Bulang yang hadir membuka Musrenbang mengapresiasi usulan yang dimaksud tersebut. Ia mengatakan, usulan sangat positif sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kutim.

“Pencetakan sawah baru ini merupakan langkah yang positif bagi pemenuhan kebutuhan beras yang sekarang masih banyak diimpor dari daerah lain. Ini sekaligus upaya meningkatkan ketahanan pangan. Bagaimana mengurangi ketergantungan kebutuhan pokok terutama beras di Kutim,” ujar Kasmidi.

Untuk itu, dia berharap, sektor pertanian yang dimkasud tersebut dapat dilkasanakan melalui optimalisasi dari berbagai pola pembiayaan. Baik melalui APBD Kutim, bantuan keuangan provinsi, dana pusat mampun pihak ketiga untuk pencetakan sawah baru dan saluran irigasi.

“Sekarang tinggal bagaimana kita berusaha untuk mendapatkan sumber – sumber pembiayaan tersebut termasuk melalui dana CSR perusahaan,” saran Kasmidi.

Sebelumnya, Wakil Bupati Kasmidi Bulang menyampaikan pagu anggaran 2020 untuk kecamatan Telen sebesar Rp 17,09 miliar yang terbagi dalam 67 kegiatan. 

Musrenbang sejatinya adalah forum perencanaan pembangunan yang berusaha mempertemukan aspirasi masyarakat dari bawah dengan usulan program pembangunan dari instansi pemerintah.

Musrenbang menjadi media pemerintah untuk melibatkan partisipasi masyarakat, karena pada dasarnya, perencanaan pembangunan haruslah tepat pada sasaran sehingga hasilnya bisa dirasakan warga. Itulah mengapa usulan dalam Musrenbang juga menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan hal penting yang harus ditumbuhkembangkan. Rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dari masyarakat ini, membuatnya mau mengawal segala bentuk program pembangunan dalam sebuah daerah. Musrenbang pun tercantum dalam undang-undang dan Perda terkait dengan perencanaan pembangunan daerah. (*).