Tahun Ini, Kutim Bangun Menara Telekomunikasi di Tiga Kecamatan

Menera telekomunikasi (ist)

 

KRONIKKALTIM.COM – Sejumlah wilayah di Kutai Timur (Kutim) masih mengalami blank spot area atau tidak terjangkau sinyal khususnya yang berada di daerah pedalaman. Pemerintah daerah pun terus berupaya agar blank spot area ini bisa berkurang dan sinyal telekomunikasi bisa menjangkau seluruh daerah yang ada di Kutim.

Tahun ini, Pemerintah Kutim melalui bantuan keuangan Provinsi Kaltim akan membangun tiga menara telekomunikasi atau tower Base Transciever Station (BTS) di tiga kecamatan. Yaitu, Kecamatan Sandaran, Batu Ampar dan Busang.

“Rencana sesuai bankeu (bantuan keuangan Provinsi Kaltim), ada tiga tower yang akan dibangun di tiga kecamatan yang sampai saat ini masih blank spot,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informasi Persandian dan Statistik Kabupaten Kutai Timur, Suprihanto CES melalui Sekretaris Ronny Bonar Hamonangan Siburian, belum lama ini.

Menara telekomunikasi tersebut akan dibangun di Desa Manubar di Kecamatan Sandaran, Desa Rantau Sentosa di Kecamatan Busang dan Desa Beno Harapan di Kecamatan Batu Ampar.

Progresnya, tambah Ronny, pemerintah kecamatan tersebut sudah siap memberikan lahannya. Roni memperjelas bahwa bankeu ini adalah bantuan pembangunan menaranya saja. Untuk sampai mendapat jaringan telekomunikasi maka pihaknya harus berkoordinasi dengan provider terlebih dahulu.

“Kalau provider, tentu mereka yang akan menentukan koordinat lokasi tower tersebut. Karena ini berkaitan dengan profit perusahaan provider juga,” ujar Ronny.

Bupati Kutim H Ismunandar melalui Dinas Kominfo Perstik Kutim memang terus mengejar pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi ini. Sebab dari 139 desa dan 2 kelurahan wilayah Kutim, ternyata masih ada 61 desa di 18 kecamatan yang blank spot.

Dengan rencana pembangunan menara telekomunikasi ini tentunya bisa menjadi pencerah bagi masyarakat di pedalaman dan pesisir. Karena selama ini belum menikmati akses telekomunikasi.

Diharapkan, kedepan hubungan antar kecamatan dan desa bisa terjangkau dengan komunikasi seluler. Apalagi akses jaringan telekomunikasi merupakan salah satu kebutuhan masyarakat saat ini. Kemudahan dalam memperoleh informasi tentu memerlukan sarana dan prasarana penunjang sangat diperlukan demi berjalannya transfer informasi untuk masyarakat. (hms3).