Pemuda Lintas Agama di Kutim Bangun Dialog Keberagaman

KRONIKKALTIM.COM – Dialog keberagaman dengan tema “Moderasi Beragama Dalam Konteks Kutai Timur (Kutim)” digelar di Vihara Budha Sukharama, Kawasan Thomas Square Jalan Yos Sudarso I Sangatta Utara, Kutim, Minggu, (19/1/2020) malam.
Kegiatan tersebut digelar Pemuda Lintas Agama bekerja sama dengan GP. Ansor dan PMII Cabang Kutim sebagai tindak lanjut atas perkembangan fenomena yang saat ini tengah terjadi di Indonesia, terutama terkait dengan kegiatan beragama.
“Mengajak seluruh organisasi mahasiswa, organisasi kepemudaan lintas agama dan masyarakat lintas agama Kutim guna berdiskusi untuk membahas moderasi beragama dalam konteks Kutai Timur untuk menciptakan keamanan, ketertiban dan kebebasan dalam beragama khususnya di Kutai Timur,” ujar Irwansyah, selaku ketua panitia.
Acara yang dimulai pada pukul 21.00 hingga 23.00 Wita itu dihadiri 52 peserta dari berbagai organisasi kepemudaan dan lintas instansi. Mereka diantaranya perwakilan dari Kemenag Kutim Drs. H. Nanang Gazali, Wakapolres Kutim Kompol Mawan Riswandi, SE., M.M, Ketua Pemuda Lintas Agama Ali Basuki, S.Pd.I, Ketua GP. Ansor Kutim Zainul Arifin, dan Ketua Panitia Kegiatan PMII Irwan.
Selanjutnya, SEKBER LBH Kutim Ali, BEM STIE, BEM STAIS, BEM STIPER, Organisasi Cipayung Kutim yang terdiri dari HMI, GMNI, PMII, dan GMKI. Sementara sejumlah organisasi Kepemudaan Lintas Agama, yakni Pemuda Ansor, Rayon Sultan Al-Fatih Abwalu Syakhsiyah, dan Ikatan Mahasiswa Masjid STAIS.
Sedangkan Randi M. Gumilang, M.Pd, selaku Dosen IAIN Samarinda, dihadirkan sebagai salah satu Narasumber dialog dalam kegiatan tersebut. Dalam materinya, ia memaparkan berbagai hal menegani sikap moderasi di tengah-tengah keberagaman beragama yang disebutkan sebagai kunci untuk menghindari konflik.
“Sikap moderasi dan nilai-nilai kemanusian harus diutamakan,” terangnya.
Rasa persatuan sangat terasa di tengah-tengah kehadiran para pemuda dan lintas instansi itu. Mereka berbagi pengalaman serta dukungan untuk saling menghargai agama dan kepercayaan masing-masing.
Wakil Kemenang Kutim Drs. H. Nanang Ghazali menanggapi dengan antusias aksi nyata yang digagas itu. Oleh karena itu, ia dengan tegas menyuarakan bahwa perdamaian harus dimulai dari sendiri.
“Sikap saling menghargai agama dan kepercayaan masing-masing harus tetap diutamakan,” tuturnya.
Kepada semua pihak, Nanang juga berharap agar tetap melestarikan budaya Indonesia. Dengan melestarikan budaya orang tidak berfikir lagi untuk melakukan tindakan radikalisme.
“Melestarikan budaya merupakan aset bangsa ini. Hal itu yang semakin menguatkan kita (sebagai bangsa),” pungkasnya. (*).