Ngatur Dahar, Tradisi Pensucian Diri ala Keraton Kutai Sebelum Hajatan

Momen kegiatan ngatur dahar di pendopo.(Foto: Wahyu Humas)

Gelaran tradisi Ngatur Dahar telah membuktikan, jika hingga saat ini Kaltim dan Kutim secara khususnya tetap melestarikan budaya dan adat istiadat Kutai

 

KRONIKKALTIM.COM – Berbagai jenis makanan tradisional dihidangkan sebagai tradisi pelestarian budaya dan adat istiadat Kutai di Kutai Timur (Kutim). Dari Pendopo – rumah jabatan, jamuan secara khusus tersebut berlangsung. Prosesi ini dijelaskan sebagai bentuk pensucian diri dan pemberkatan kepada yang mempunyai hajatan.

Bupati Kutim Ismunandar dalam keterangannya menegaskan bahwa keberadaan Kabupaten Kutim hingga saat ini tak lepas dari tanah Kutai. Artinya keterikatan sejarah menjadi latar belakang kuat Pemerintah Kutim melestarikan budaya dan adat istiadat Kutai.

“Kita ditanah Kutai harus menghormati adat istiadat dan budaya Kutai. Sejarah (Kutai) harus dilestarikan. Siapa lagi yang melestarikan kalau bukan kita?,” kata Bupati Kutim H Ismunandar pada malam acara Ngatur Dahar di Pendopo Rumah Jabatan, Bukit Pelangi, Sangatta, Minggu (29/12/2019).

Dihadapan Sultan Kutai Ing Martadipura Adji Muhammad Arifin, Ismu sapaan Ismunandar mengatakan bahwa budaya Kutai harus dijaga dan dilestarikan. Melalui upaya bersama, sehingga adat istiadat yang diwariskan leluhur tak punah.

“Selain itu, upaya pelestarian ini bisa menjadikan Kutai sebagai tuan rumah di rumahnya sendiri. Agar apa yang sudah ada tidak hilang,” tegas Ismu yang mengenakan baju adat Kutai diantara para pangeran Kesultanan Kutai.

Upaya lain yang ditempuh oleh Pemkab Kutim dalam melestarikan budaya Kutai adalah dengan melibatkan pemerintahan di 18 kecamatan untuk selalu mengembangkan kebudayaan tradisional Kutai. Disamping kebudayaan lain yang juga berkembang. Kendati dalam perjalanannya tetap menemui kendala, namun semua menjadi tantangan yang harus dilalui.

“Menjaga tanah kita (Kutai), siapa lagi kalau bukan kita sendiri. Kutim asal usulnya bagian dari tanah Kutai, secara adat istiadat terikat dengan Kesultanan (Kutai),” sebut Ismu bergelar Raden Pangeran Sura Praja disebelah sang isteri Ny Hj Encek UR Firgasih yang bergelar Raden Encek Ratna Putri.

Sebelumnya Adji Pangeran Tumenggung Putro mewakili kesultanan Kutai menjelaskan bahwa Ngatur Dahar atau jamuan khusus bertujuan sebagai bentuk pensucian diri dan pemberkatan kepada yang mempunyai hajatan. Bagian budaya Kesultanan Kutai, yakni prosesi sebelum pelaksanaan beluluh keesokan harinya.

“Ngatur Dahar juga menjadi upaya melestarikan adat istiadat kesulatan, ditengah era digitalisasi yang dapat menimbulkan pergeseran nilai dan karakter, adat istadat yang tumbuh dan berkembang,” jelasnya.

Acara Ngatur Dahar di Pendopo menghidangkan 41 macam jajanan tradisional hingga ayam kampung. Namun sebelumnya dilakukan ritual kesultanan. Berlangsung sejak pukul 21.30 WITA sampai 23.00 WITA. (hms3)