Listrik 24 Jam Aliri 9 Desa di Rampul, Camat: Semua Tuntas Tercapai
KRONIKKALTIM.COM – Selain air dan pembangunan jalan, listrik merupakan infrastruktur dasar yang dibutuhkan masyarakat Kecamatan Rantau Pulung (Rampul). Kini seluruh desa di wilayah ini sudah menikmati listrik 24 jam.
Rampul adalah salah satu wilayah di Kutai Timur (Kutim) yang memiliki sembilan desa. Yakni, Desa Kebon Angung, Manunggal Jaya, Margo Mulyo, Masalap Raya, Mukti Jaya, Pulung Sari, Rantau Makmur, Tanjung Labu, dan Tepian Makmur.
Dalam momen Tabligh Akbar dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di pelataran Masjid Al Muhajirin, Desa Masalap Raya, Kecamatan Rantau Pulung, Sabtu (7/12/2019) yang dihadiri Bupati Kutim Ismunandar dan Ketua DPRD Kutim Encek UR Firgasih. Camat Rantau Pulung Mulyono melaporkan, hingga saat ini 9 desa di Kecamatan Rantau Pulung sudah menikmati program infrastruktur dasar pemerintah daerah, yaitu listrik yang menyala 24 jam.
Dijelaskan Mulyono, 9 Desa di Rampul kini sudah teraliri listrik PLN 24 jam sejak tahun 2018. Hal ini tentunya sudah menjadi bukti nyata program pemerintah darrah yang sudah menyentuh masyarakat luas.
“Jaringan listrik selama 24 jam sudah mengaliri di pemukiman warga yang menetap di 9 Desa. Semua tuntas dan target sudah tercapai,” paparnya.
Sementara itu, untuk air bersih di 9 Desa Ranpul baru 3 Desa yang sudah dialiri PDAM. Untuk Intakenya berada di Desa Rantau Makmur dengan kecepatan air 5 liter per detik.
“Sudah ada 500 pelanggan yang masuk mendaftar di PDAM Cabang Rantau Pulung. Untuk saat ini data terupdate sebanyak 483 rumah sudah tersambung air PDAM. Di 2020 nanti, akan ditingkatkan kecepatan air menjadi 10 liter per detik agar mampu mengaliri ke area SP 1 hinhga SP 7,” tambahnya.
Untuk Program SPAMDes khusunya di Desa Tepian Makmur di SP 8 sudah dialiri namun masih terkendala biaya pemasangan meteran pipa yang cukup mahal yaitu Rp 1,7 Juta.
“Ada usulan bagaimana warga bisa membayar murah dengan jalan yaitu meteran air ditanggung oleh desa setempat. Nah, jika tidak membayar otomatis meteran diambil oleh desa. Dalam hal ini, warga hanya membayar pemasangan meteran sebesar Rp 1 Juta, sementara Rp 700 Ribu dari kas desa,” ujarnya.
Selanjutnya untuk Pamsimas. Di 2017 sudah berjalan di Desa Manunggal Jaya sudah terbangun bak air namun jaringan pipa belum selesai dipasang karena masih menunggu pencairan anggaran. Untuk 2018, ada 2 Desa seperti di Desa Pulung Sari dan Kebon Agung juga sudah terbangun. Di 2019 Desa Tanjung Labu juga sudah terealisasi.
“Khususnya 2020 nanti ada Desa Margo Mulyo. Rencananya kita akan dibantu oleh PT Kaltim Prima Coal dalam bantuan anggaran pemasangan pipa,” tutupnya. (Humas).